Mencintai Ahlul Bait Rasulullah SAW

 

Kecintaan dan penghormatan kaum muslimin terhadap para ulama khususnya di negeri kita ini, bisa dikatakan cukup besar. hal ini dibuktikan ketika digelarnya tabligh akbar yang belakangan ini begiitumarak banyak dikunjungi dab dibanjiri oleh kaum muslimin. Bahkan para pengunjungnya datang dari berbagai daerah yang jauh dari tempat acara tersebut diselenggarakan.

Dari sisi ini tentu sangat menggembirakan, karena hal itu juga menunjukkan betapa besarnya minat dan antusias kaum muslimin untuk mendalami agamanya. Tapi disisi lain, tidak sedikit diantara mereka yang akhirnya terjerumus kedalam Ashobiyah(fanatik) dan taqlid buta kepada para ulama tersebut. Lebih parah lagi dari itu semua adalah sampai pada tahap pengkultusan terhadap mereka, hingga apa yang disampaikan oleh ulama tersebut, menjadi sesuatu yang mutlak kebenarannya dan menjadi harga mati bagi para pengikutnya tanpa perlu mengetahui dalilnya serta memeriksa sejauh mana kebenaran dalil yang disampaikan dan difatwakan tersebut. Seolah-olah ajaran dan fatwa yang disampaikan oleh ulama tersebut bak firman Alloh swtdan Sabda Rasulullah saw yang tak terbantahkan dan wajib untuk diikuti dan dilaksanakan.
Padahal para ulama dan semisalnya bukanlah Nabi yang ma'shum yang terlepas dari kesalahan dan sucinya dari dosa. tidak menutup kemungkinan apa yang disampaikan dan difatwakan keliru atau melenceng dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, baik karena ketidaktahuan dan keterbatasan ilmunya atau karena lupa ataupun karena faktor-faktor lainnya.
Sedangkan kita tidak diperintahkan untuk mengamalkan agama ini, kecuali benar-benar terdapat dalil dan petunjuk dari Alloh SWT dan Rasul-Nya, Jadi kalaupun kita mengikuti para ulama atau lainnya seperti kiyai, habib dan lain-lain semata-mata karena apa yang mereka ajarkan dan fatwakan sesuai firman Alloh SWT dan Sunnah Rasul-Nya.

Alloh berfirman, artinya :

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawaban" (QS Al-Isra':36)

Rasulullah SAW bersabda :

"Barang siapa mengamalkan sesuatu amalan / Ibadah yang tidak ada perintahnya dari kami, maka ia tertolak" (Muttafaq 'alaih).

Imam Malik berkata :

"Tidak seorangpun setelah Nabi kecuali perkatannya dan diambil dan ditinggalkan kecuali(perkataan) Nabi"

Pengkultusan terhadap para ulama merupakan fenomena saat ini ada dan mewarnai sebagian masyarakat Islam di Indonesia, laksana virus yang menjalar dan sedang menggerogoti tubuh umat Islam.

Kalau seandainya boleh kita bersikap seperti itu, maka tentu Rasulullah SAW lebih utama dan berhak untuk kita kultuskan. Hanya saja Alloh SWT tidak pernah memerintahkannya, bahkan Rasulullah SAW sendiri melarang umatnya untuk melakukan hal sedemikian terhadap dirinya, sebagaimana sabda Beliau :

"Janganlah kamu mengkultuskan / menyanjungku secara berlebihan sebagaimana orang-orang nashrani mengkultuskan putra maryam, sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba Alloh, maka katakanlah (kepadaku), Hamba Alloh dan Rosul-Nya. HR. Al-Bukhari)

Comments

Popular Posts