DETEKSI DINI DAN PENANGANAN ANAK AUTISTIC

Pengertian Autis
Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri dan isme yang berarti paham. Penyandang autisma seakan-akan hidup di dunianya sendiri.
Dahulu dikatakan autisme tidak dapat disembuhkan, tapi kini ternyata anak autistic dapat dipulikan apabila ditangani sejak usia dini.
Autisme adalah suatu kondisi yang mengenai sesorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan social atau komunikasi yang normal. Hal ini mengakibatkan anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masih dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen,1993)
Menurut Power (1989) karakteristik anak autistic adalah adanya 5 gejala/gangguan, yaitu :
1. Interaksi social
2. Komunikasi (bicara, bahasa dan komunikasi)
3. Perilaku, emosi dan pola bermain
4. Gangguan sensoris
5. Perkembangan terlambat atau tidak normal
Penampakan gejala dapat mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil (biasanya sebelum usia 3 Tahun)

Deteksi Dini Anak Autis

Pada decade terakhir ini, terjadi banyak kemajuan dalam mengenali karakteristik dan perilaku anak autis, dimana hasil positif tampak pada anak-anak usia muda yang mendapatkan intervensi dini. Dengan intervensi dini, potensi dasar (functional) anak autis dapat meningkat melalui program yang intensif. Ini sejalan dengan hipotesa bahwa anak autistic memperlihatkan hasil yang lebih baik bila program intervensi dini dilakukan pada anak usia di bawah 5 tahun dibandingkan diatas 5 tahun.
Dalam pendeteksian dini yang lebih jelas, perlu memerlukan tenaga ahli, dalam hal ini adalah psikolog untuk memeriksa kecerdasan dan hal-hal yang berhubungan dengan persepsi, perilaku dan mengungkap informasi lain yang berkaitan dengan anak sebagai referensi anak untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Perlu dijelaskan dalam mendeteksi dini anak autis yaitu sering mengalami hambatan atau gangguan-gangguan antara lain :

1. Hambatan dalam komunikasi
a. Perkembangan bahasa lambat atau sama sekali tidak ada
b. Anak tampak seperti tuli, sulit bicara, atau pernah bicara, tetapi kemudian sirna
c. Kadang kata-kata yang digunakan tidak sesuai artinya
d. Mengoceh tanpa arti berulang-ulang dengan bahasa yang tidak dimengerti orang lain
e. Bicara tidak dipakai untuk alat komunikasi
f. Senang meniru atau membeo (echolalia)
g. Bila senang meniru, dapat hafal betul kata-kata atau nyanyian tapi tidak mengerti artinya
h. Sebagian anak autis tidak bicara (non verbal) atau sedikit bicara sampai usia dewasa
i. Senang menarik-narik tangan orang lain untuk melakukan apa yang ia inginkan

2. Hambatan dalam interaksi social
a. Anak autis lebih senang menyendiri
b. Tidak ada atau sedikit kontak mata atau menghindari untuk bertatapan
c. Tidak tertarik untuk bermain bersama teman
d. Bila diajak bermain, ia tidak mau dan menjauh

3. Gangguan dalam sensoris
a. Sangat sensitive terhadap sentuhan, seperti tidak suka dipeluk.
b. Bila mendengar suara keras langsung menutup telinga
c. Senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda-benda
d. Tidak sensitive terhadap rasa sakit atau rasa takut

4. Hambatan dalam pola bermain
a. Tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya
b. Tidak suka bermain dengan anak sebayanya
c. Tidak kreatif dan tidak imajinatif
d. Tidak bermain sesuai fungsinya
e. Senang pada benda-benda yang berputar
f. Dapat sangat lekat dengan benda-benda tertentu

5. Gangguan perilaku khas
a. Dapat berperilaku berlebihan (hiperaktif) atau kekurangan (hipoaktif)
b. Memperlihatkan stimulasi diri, seperti lari/jalan bolak balik, melakukan gerakan berulang-ulang
c. Tidak suka pada perubahan
d. Dapat duduk bengong dengan tatapan kosong

6. Gangguan emosi
a. Sering tertawa, marah marah, menangis tanpa alasan
b. Temper tantrum (mengamuk tak terkendali) jika dilarang atau dipenuhi keinginannya.
c. Kadang-kadang suka menyerang dan merusak
d. Kadang-kadang anak autis berperilaku menyakiti diri
e. Tidak mempunyai empati dan tidak mengerti perasaan orang lain
Hambatan-hambatan diatas tidak semuanya ada pada anak autis. Hambatan dapat beraneka ragam, sehingga hambatan yang dimiliki seorang anak autis belum tentu sama dengan anak autis lainnya. Itulah yang menyebabkan tidak ada anak autis yang benar-benar sama dalam semua tingkah lakunya.

Penanganan :

1. Terapi perilaku
Terapi Perilaku terdiri dari terapi wicara (sampai kepada komunikasi Pragmatis atau bahasa gaul), terapi okupasi, akademik, Bantu diri dan menghilangkan perilaku asosial.
a. Terapi okupasi :
Terapi ini untuk menguatkan, memperbaiki koordinasi dan ketrampilan ototnya.
b. Terapi Wicara :
Bagi penyandang autisma oleh karena semua penyandang autisma mempunyai keterlambatan bicara dan kesulitan berbahasa, speech therapy adalah juga suatu keharusan, tetapi pelaksanaannya harus dengan metode ABA
c. Sosialisasi dengan menghilangkan perilaku yang tidak wajar
Hal ini perlu dimulai dari kepatuhan dan kontak mata, kemudian diajarkan konsep menirukan, lalu diberikan pengenalan konsep dan kognisi melalui bahasa reseptif/ kognitif dan bahasa ekspresif disertai dengan tatakrama dst.

2. Terapi biomedik (obat, vitamin, mineral, food supplements)
Obat-obatan juga dipakai terutama untuk penyandang autisma, tetapi sifatnya sangat individual dan perlu berhati-hati. Dosis dan jenisnya sebaiknya diserahkan kepada Dokter Spesialis yang memahami dan mempelajari autisma (biasanya Dokter Spesialis Jiwa Anak).

KESIMPULAN

Kelainan perkembangan perilaku anak sangat meningkat pada akhir-akhir ini. Sebaiknya semua orang tua bisa memamahi anak-anaknya yang mengalami kelainan autis. Maka dari itu perlu dilakukan pendeteksian dini pada anak yang sudah menunjukkan tanda-tanda autis. Salah penanganan sejak kecil akan berakibat buruk bagi anak dimasa yang akan datang.
Memiliki anak autis, memang bukan tugas mudah. Namun bagaimanapun keadaannya, orang tua harus mengingat bahwa, anak tidak pernah meminta untuk dilahirkan. Anak juga tidak pernah meminta untuk terlahir dalam keadaan dengan kalainan autistic. Sudah kewajiban orang tua untuk memberikan usaha yang terbaik, penuh tanggung jawab untuk kehidupan yang baik dan masa depan optimal bagi mereka, titipan Alloh SWT pastinya sempurna ini.

Comments

Popular Posts